Sudah (Biasa) Kecewa, kan?
![]() |
www.kordanwes.com |
Namanya
Agil, seorang remaja tanggung yang baru mulai menyukai sepak bola era modern.
Sebagai newbie, pastinya Agil selalu mengikuti perkembangan
berita-berita sepak bola. Hal ini dilakukan supaya Agil selalu update dan
memiliki bahan obrolan di tongkrongan-nya yang kebetulan juga para
fans sepak bola. Tentu lebih afdol jika Agil mempunyai klub idola agar lebih
mengukuhkan diri sebagai fans sepak bola sejati. Entah dapat bisikan darimana,
alih-alih memilih klub yang dimiliki oleh raja minyak atau klub yang sering
meraih trofi juara, Agil justru memilih Liverpool FC sebagai klub jagoan.
Kebetulan, pada musim 2018/2019 Liverpool FC berhasil menjuarai trofi Liga
Champions Eropa. Prestasi yang terakhir diraihnya pada musim 2004/2005. Tidak
sampai disitu, Liverpool juga berhasil meraih trofi yang lumayan bergengsi
lainnya yaitu Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub pada musim
2019/2020. Fans mana yang tidak senang. Beberapa bulan mendukung tim
kesayangan, tiba-tiba klub idola sudah juara di berbagai ajang. Rasanya Agil
tidak salah memilih klub jagoan. Agil semakin yakin dengan klub idolanya
ini. Berbagai macam cara dilakukan supaya identitas diri menjadi fans Liverpool
FC semakin melekat pada dirinya. Agil mulai mendaftarkan diri di official fans
resmi Liverpool FC, merubah profil media sosial yang ada Liverpool-nya, selalu
menggunakan hashtag YNWA, hingga posting foto
sehabis nobar. Pokoknya semua harus serba Liverpool deh. Saking senangnya,
Agil lupa akan satu hal. Satu syarat penting untuk menjadi fans Liverpool FC
yaitu kuat di-bully. Kebetulan, klub yang meraih trofi juaranya
kadang-kadang ini memang hobi membuat jengkel para pendukungnya. “Kok
bisa?”. Beberapa kali Liverpool memang hampir menjuarai Liga Inggris untuk
pertama kalinya semenjak era liga primer. Iya hampir doang.
Kutukan atau Sial?
![]() |
www.imgflip.com |
Cerita gagal Liverpool hampir menjuarai Liga Inggris dimulai pada musim 2008/2009. Ketika itu, Liverpool
yang hanya kalah dua kali dalam semusim harus rela finish di posisi kedua. Biang keladinya karena performa inkonsitensi tim yang terlalu banyak menerima hasil seri setelah paruh musim. Musim
2013/2014 lebih miris. Bersaing dengan Manchester City dan berhasil memuncaki
klasemen, Liverpool terpaksa keluar lagi dan lagi sebagai runner-up liga. Pada musim
tersebut, insiden terpeleset Steven Gerrard yang hingga kini jadi meme jokes andalan serta tragedi Crystanbul digadang-gadang
menjadi penyebab Liverpool gagal meraih trofi Liga Inggris. Belum sampai
disitu, pada musim 2018/2019, Liverpool yang cukup superior bersama Manchester
City harus bersaing hingga pertandingan terakhir liga untuk menentukan siapa
juara liga pada musim tersebut. Hasilnya? Tentu Manchester City juaranya. Sebenarnya, pada musim 2019/2020, Liverpool
punya kesempatan yang jauh lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya. Pada musim ini performa Liverpool benar-benar superior atas tim-tim lain di
Liga Inggris. Dan kebetulan, tim-tim lain langganan bursa juara juga sedang menampilkan performa yang kurang memuaskan. Liverpool yang saat ini berjarak 25 poin dari posisi kedua
(Manchester City) serta hanya membutuhkan enam poin lagi untuk menjadi juara,
terpaksa harus gigit jari. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan, karena pada saat ini dunia sedang dilanda pandemi virus corona. Pertandingan sepak bola di liga-liga besar Eropa terpaksa harus dihentikan. Ada wacana
bahwa liga Inggris akan dihentikan dengan menetapkan bahwa tidak ada juara dan
tidak ada tim yang terdegradasi. Tapi tentu tetap ada peluang, bahwa liga akan tetap dilanjutkan dengan segala macam prosedur keamanan yang ketat. Hingga tulisan ini diterbitkan, belum ada wacana apapun terkait kelanjutan liga.
Sedih memang. Banyak kesempatan Liverpool untuk menjadi juara Liga Inggris, tapi nampaknya semesta belum juga mendukung. Pada akhirnya, akan juara atau tidak, sesuai pesan Jurgen Klopp bahwa tidak ada yang lebih penting pada masa seperti ini kecuali kesehatan. Lagipula, Agil jadi fans Liverpool bukan hanya sekedar mengincar trofi juara, kan? Sudah siap di-bully di tongkrongan, kan?
Sedih memang. Banyak kesempatan Liverpool untuk menjadi juara Liga Inggris, tapi nampaknya semesta belum juga mendukung. Pada akhirnya, akan juara atau tidak, sesuai pesan Jurgen Klopp bahwa tidak ada yang lebih penting pada masa seperti ini kecuali kesehatan. Lagipula, Agil jadi fans Liverpool bukan hanya sekedar mengincar trofi juara, kan? Sudah siap di-bully di tongkrongan, kan?
Post a Comment