Header Ads

Proud To Be Scousers


Industrialisasi sepak bola modern telah membawa perubahan besar pada dunia si kulit bundar, terutama pada pengembangan pemain muda. Pada era modern, tidak banyak klub Eropa yang berhasil menelurkan pemain asli akademi menjadi pemain inti dalam skuad. Tercatat klub besar Eropa seperti Ajax Amsterdam, Benfica, Chelsea, FC Porto, atau Sporting Lisbon yang konsisten menghasilkan talenta berbakat Eropa dan menjadi pemain inti klub. Liverpool menjadi salah satu klub yang juga konsisten mempercayai pemain akademi untuk bergabung dengan skuad utama. Setelah era Steven Gerrard selesai, Liverpool kembali mempromosikan pemuda muda lokal yaitu Trent Alexander Arnold. Pria asli Inggris yang lahir di West Derby (dekat Melwood, tempat latihan Liverpool) memang tumbuh sebagai suporter Liverpool dan telah bergabung dengan akademi klub sejak usia 6 tahun. Ia menonton pertandingan langsung di Anfield pertama kali pada usia 7 tahun untuk mendukung Liverpool dalam partai melawan Juventus di ajang Liga Champion tahun 2005. Pengalaman itu memberikan insipirasi dan motivasi bahwa Trent bertekad untuk menjadi seorang pemain Liverpool dan menjadi suporter Liverpool selamanya.
www.premierleague.com
Sebagai seorang pemuda, talenta Trent memang diakui banyak pelatih di akademi. Ia berhasil menjadi kapten pada tim U-16 dan U-18 dibawah asuhan Pepijn Lijnders. Pada autobiografi-nya, Steven Gerrard juga pernah berkata bahwa Trent merupakan pemain idamannya di akademi dan sangat berpeluang menjadi talenta besar Liverpool di masa depan. Ia bisa berposisi sebagai bek kanan atau gelandang apabila dibutuhkan. Jurgen Klopp yang melihat talenta besar Trent tentu tidak ragu mengikutsertakannya ke skuad utama. Akhirnya, pada Oktober 2016, Trent berhasil melakukan debut di tim senior saat melawan Totenham Hostpur di ajang Piala Liga. Beberapa minggu kemudian, manajemen Liverpool mengapresiasi talenta Trent dengan memberikan kontrak jangka panjang kepadanya. Pada awalnya, Trent memang hanya disiapkan untuk rencana cadangan sebagai pengganti Nathaniel Clyne dan Joe Gomez. Namun sejak musim 2017/2018 hingga saat ini, Jurgen Klopp mulai mempercayakan posisi bek kanan kepada Trent mengingat Clyne yang sering mengalami cedera.
www.liverpooloffside.sbnation.com
Trent memiliki keunggulan dalam memberikan umpan dan melakukan tendangan bebas yang cukup akurat. Hal itu yang sering dilakukannya di tim akademi. Pada musim 2018/2019, Trent berhasil menjadi pemain utama Liverpool. Hingga pekan ke-37, Trent berhasil mencatat penampilan sebanyak 27 pertandingan, dengan melesakan 1 gol dan 9 assist di Liga Inggris. Sejauh ini, Trent sudah tampil untuk Liverpool sebanyak 53 penampilan, 2 gol, 10 assist, dan 17 clean sheets. Atas penampilan impresifnya, Trent juga sempat menerima beberapa pengharagaan sebagai pemain muda terbaik klub serta masuk dalam nominasi Golden Boy Award 2018/2019 dan finish di peringkat kedua pemain muda terbaik dunia di bawah pemain Ajax Matthijs de Ligt. Bahkan pada musim 2018/2019, Trent berhasil masuk dalam PFA Team of The Year 2019 sebagai penghargaan atas penampilan impresifnya sepanjang musim. Ia juga berhasil masuk dalam skuad senior Inggris yang diikutsertakan oleh Gareth Southgate pada Piala Dunia 2018 lalu di Rusia. Well, pencapaian Trent merupakan prestasi yang cukup membanggakan di tengah sulitnya pemain asli Inggris untuk berkembang di negaranya sendiri.

No comments

Powered by Blogger.